Sains Bukanlah Tuhan

Ibadah adalah penunjang keseimbangan spirit dan mental manusia. Sebagian orang masih tidak mengerti, mengapa manusia dituntut menjalin hubungan dengan Allah Yang Maha Esa dan menyembah-Nya. Sebuah kelompok meyakini bahwa manusia sebagai manusia sempurna dapat menyelesaikan berbagai problema bersandarkan pada upaya dan daya pikirnya. Bahkan menurut mereka, kemajuan sains dan teknologi itu cukup membahagiakan manusia.

Tak diragukan lagi, manusia merupakan wujud yang pelik dan menakjubkan. Sebab, manusia mempunyai banyak jalan. Manusia bisa mencapai jalan kesempurnaan dan juga bisa memilih jalan kemunduran berdasarkan pilihannya. Di antara masalah yang berbahaya bagi manusia adalah lalai dan sombong. Dengan ibarat lain, manusia ketika merasa sebagai orang yang tangguh di alam ini, akan terjebak pada kelalaian dan kezaliman. Kondisi seperti ini akan mendorong manusia tergelincir. Al-Quran dalam Surat Alaq Ayat 6, menyebutkan, "Sungguh manusia melampui batas saat ia merasa berkecukupan..." Namun, jika manusia menyadari bahwa dirinya bergantung pada kekuatan ilahi, ia akan merendah serta menjauhi kesombongan dan kezaliman."

Sains dan Kebahagiaan

Dari sisi lain, tak diragukan lagi bahwa sains dan teknologi merupakan sebuah sarana untuk memperkokoh manusia. Namun manusia yang tak berhubungan dengan Allah Swt dan tak komitmen dengan ajaran agama, tak dapat menyelesaikan berbagai problema, bahkan terkadang membuat manusia terjebak dalam problema. Saat ini di dunia, kita menyaksikan bahwa para pemilik kekuatan dan kekayaan menggunakan teknologi baru untuk memenuhi ambisi dan ketamakan mereka.

Hubungan kontinyu kepada Allah Swt dan beribadah kepada-Nya merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia. Tak diragukan lagi, ibadah bermuara dari spirit manusia yang selalu membutuhkan Allah Swt. Seseorang yang beribadah, akan menguntungkan dirinya dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Mereka yang melakukan sujud dan ruku kepada Allah Swt, akan merasa mulia di hadapan semua manusia.

Doktor Alexis Karel, seorang dokter asal Perancis, menulis, "Selama menjalani berbagai pengalaman, kami mengambil pelajaran bahwa tidak adanya moral dan gnostik di tengah unsur-unsur aktif sebuah mayarakat, menyebabkan kehancuran masyarakat tersebut. Sebuah masyarakat yang menghilangkan aspek ibadah, akan terlilit dalam kerusakan dan kehancuran."

Seorang intelektual Perancis itu juga mengatakan, "Kebahagiaan manusia dapat terjamin saat pemikiran dan hatinya terpelihara secara bersamaan. Peradaban Eropa mempunyai kekurangan karena berlebihan mengokohkan akal, namun pada saat yang sama meninggalkan hati. Oleh karena itu, keimanan dan kecenderungan pada norma-norma akhak lemah dan hancur."



Ibadah Terindah, Shalat

Bentuk ibadah yang paling indah tercermin pada shalat. Shalat merupakan ikatan tulus dan suci kepada Allah Swt. Selain itu, shalat juga merupakan simbol ketaatan yang tertinggi. Tanpa shalat, keimanan tak akan sempurna. Al-Quran sangat memberikan perhatian lebih pada ibadah shalat. Surat Nisa ayat 102-103 menyinggung masalah shalat dan menekankan setiap manusia supaya tetap mengerjakan sholat meski tengah berperang. Hal itu menunjukkan bahwa shalat merupakan kewajiban yang sudah ditentukan bagi mukminin.

Istilah shalat yang digunakan dalam Al-Quran sebanyak 114 kali. Dalam bahasa Arab, shalat mempunyai arti doa dan khusyu. Allah Swt dalam berbagai ayatnya mengenai shalat berfirman kepada Nabi menekankan ibadah shalat. Dalam ayat 14 surat Toha, "Sesungguhnya Aku adalah Allah. Tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk diriku. "

Pada intinya, Allah Swt mempunyai kekuatan mutlak dan sama sekali tak membutuhkan shalat dan ibadah para hamba-Nya. Terkait hal ini, Al-Quran menekankan bahwa Allah Swt tak membutuhkan makhluk-makhluk-Nya. Hal ini membuktikan bahwa ibadah itu sendiri bermanfaat bagi manusia. Ibadah menyebabkan kesempurnaan manusia. Jika kita benar-benar merenung, kita akan memahami bahwa sebagian besar problema kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia lalai akan sumber wujud. Melupakan Allah Swt sama halnya dengan memisahkan diri dari muara yang sebenarnya dan menghilangkan jati diri manusia.

Tak diragukan lagi, spirit manusia membutuhkan pembersihan diri. Hal itu tak bisa dilakukan tanpa perhatian kontinyu kepada Allah Swt sebagai kekuatan yang luar biasa. Saat manusia mengerjakan shalat dan memuji keagungan Allah SWT, seluruh organ tubuh manusia terimbangi dengan sifat-sifat mulia tersebut. Dalam kondisi tersebut , Allah Swt akan menolong manusia dan menunjukkan jalan lurus dan kebahagiaan sejati bagi manusia.

Meski seorang hamba sudah melakukan ibadah kepada Allah Swt, namun ibadahnya di hadapan-Nya merupakan bentuk syukur yang tak bisa dibandingkan dengan kenikmatan Allah Swt yang begitu melimpah. Akan tetapi Allah Swt tetap menerima rasa syukur minimal yang dipersembahkan para hamba-Nya dan memberikan pahala kepada mereka. Al-quran memuji para pendiri shalat dan memuliakan mereka. Para pendiri shalat yang sebenarnya adalah orang-orang yang sabar, rendah diri, dermawan, bertakwa dan mukmin. Berdasarkan ayat-ayat Al-Quran, para penyandang sifat-sifat tersebut mempunyai tempat di surga. Di tempat itu, mereka dimuliakan dan diberi kenikmatan yang melimpah.
Category: 0 comments

0 comments:

Posting Komentar

Dilarang Menggunakan Bahasa Yang Kotor Dan Berbau SARA
jika ada link yang rusak atau request silahkan menuju ke link ini : DISINI

Total Tayangan Halaman